Sunday, 6 July 2014

Puisi - Puisi yang Terselip dalam Buku Tua

Di sore tak bertuah, hawa panas masih saja terombang ambing di bawa para pengembara angin. Aku pulang dari rantau ujung Sulawesi (minahasa). Sesampai dirumah, didalam kamar yang sempit dan pengap. Mataku tertuju pada rak buku penuh dengan abu – abu kenangan, dan buku – buku bersedih dalam ruang gelap yang tertinggal.
Diantara buku – buku dan kertas – kertas yang bertumpuk tak ada aturan, hanya satu buku yang mengingatkanku akan kenangan dulu. Buku gado – gado, berisikan catatan semasa sekolah, dan gumpalan – gumpalan perasaan yang tertuang dalam bentuk puisi.

Halaman demi halam telah aku preteli, begitu juga raut wajahku yang berganti – ganti membaca apa yang tertulis dalam buku itu. Sejenak aku terhenti di satu halaman, yang agak terasa janggal disaat aku membacanya. “ ini bukan tulisan ku, lalu siapa?? “


Garis demi garis terajut
Menghentak kebencian dalam diam
Ku berpaling , tapi tak lari
Karna kaki ini kaku
          Hati ini mati
          Hanya untuk mengingatmu

Tuesday, 1 July 2014

For Annisa Shabrina

For Annisa Shabrina
Annisa Shabrina

CERITA BUNGA
28 03 2009

kalimat di iringi senyuman
mata seakan menyatu,
padahal berjarak
telinga tertuju pada satu arah,
dan membentuk garis lurus
otak kembali terangsang,
ketika cerita terucap
hati tak kunjung kuncup,
melihat bunga yang indah